karangbawang-PAKUJATI

Rabu, 09 Juni 2010

Painting of philosopy

Berkutat dengan kuas, kanvas dan cat minyak ternyata bukan cuma sekedar menuangkan inspirasi ataupun imajinasi. Lebih dari itu, ketika menemukan tingkat-tingkat kesulitan yang menuntut kemampuan teknis maupun improvisasi, disana kita akan merasakan dan menyelami bagaimana kerasnya perjuangan dalam menaklukan kesulitan-kesulitan tersebut, dan sekaligus juga kita dapat belajar menghayati sensasi nikmat kepuasan batin tatkala berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada.

Dalam melukis, ketepatan mengkomposisi warna amat sangat penting, disamping keakuratan mensket objek lukisan juga tidak kalah pentingnya. Maka dari itu pemikiran stereotip yang memandang objek lukisan hanya dari satu sisi saja tidak akan berlaku dalam dunia melukis.
Begitu juga detail-detail kecil dan sederhana yang sekilas kadang nampak kurang perlu diperhatikan / kurang penting untuk disentuh, justru detail-detail itulah merupakan faktor penting yang mendukung terciptanya sebuah lukisan yang berkarakter. Contoh misal. objek lukisan batang pohon berwarna coklat, apabila kita hanya menyapukan warna coklat saja maka ia hanya akan menjadi lukisan batang pohon berwarna coklat yang tanpa karakter dan tanpa dimensi.
Artinya, toleransi untuk melibatkan banyak warna-warna lain sangat mutlak diperlukan untuk mendukung keberadaan warna coklat agar menciptakan karakter dan dimensi disana.

Tidak ubahnya dengan proses kahidupan.
Mungkin berlebihan jika dikatakan bahwa melukis butuh kecerdasan.
Tapi yang pasti melukis butuh pemahaman & pemikiran yang luas tak terbatas, selain juga butuh kesabaran, keuletan & keberanian berimprovisasi serta toleransi yang tinggi.
Pemikiran stereotip yang memandang hidup hanya dari kacamata hitam putih, baik buruk, benar dan salah saja niscaya tidak akan menghasilkan / menciptakan kondisi dan situasi kehidupan yang harmonis dan estetik.
Karena ibarat sebuah lukisan, keindahan akan tampil dari hasil komposisi warna dan akurasi sketsa yang proporsional dan harmonis, harmonisasi hanya lahir dari toleransi.

Artinya, saya hanya ingin mengatakan bahwa, banyak hal yang dapat kita peroleh dari selama proses melukis. Bahkan melukis sama halnya dengan meditasi, merupakan sarana perenungan, hanya bedanya melukis adalah mditasi aktif secara ragawi.

Marilah kita coba untuk mengimplementasikan toleransi kedalam realitas kehidupan sehari-hari agar tercipta harmonisasi kehidupan yang sarat akan nilai-nilai estetika dan kemanusiaan.
Buka selebar-lebarnya hati dan pemikiran dalam memahami dan menyikapi setiap objek persoalan yang ada.
Jangan biarkan terpenjara dalam dikotomi-dikotomi / pengkotak-kotakan, hidup ini terlampau luas apabila hanya disikapi dan dipahami dengan pemikiran yang sempit dan dangkal.
Hidup ini terlampau indah, sayang jika harus rusak dan binasa oleh faham-faham yang mengibarkan bendera kebencian dan perseteruan.
Kita adalah manusia yang harus berfikir dan bertindak selayaknya manusia, beradab dan berbudaya.
Bukan sebaliknya.

karangbawang 8 june 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar