karangbawang-PAKUJATI

Senin, 01 Maret 2010

Mungkinkah Bumiayu menjadi kota Budaya?



Apresiasi masyarakat Bumiayu terhadap seni rupa dan kesusastraan nampaknya masih tergolong rendah.
Hal ini dibuktikan dengan sangat jarangnya diadakan event pameran seni rupa dan juga pagelaran pentas kebudayaan di Bumiayu.
Seolah-olah kota ini tidak memiliki gairah dan potensi di bidang seni budaya.

Salah satu faktor penyebabnya barangkali kurangnya perhatian dan langkah-langkah yang serius dari Dewan kesenian Brebes dalam memasyarakatkan seni, padahal sederet pelukis berbakat dan produktif berdomisili di Bumiayu, sebut saja Haris atau yang lebih akrab dipanggil Agep, Sobah, Yanto, Tono, Dede, Agus, Mahroji dan masih banyak lagi yang lainya.
Jika saja Dewan kesenian Brebes mau lebih serius dan konkrit menghidupkan dunia seni dan budaya di Bumiayu, keberadaan pelukis-pelukis tersebut merupakan aset yang potensial mendukung terwujudnya Bumiayu sebagai kota seni dan budaya.

Namun sejauh ini memang belum nampak hasil kinerja Dewan kesenian Brebes, sehingga eksistensi para pekerja seni sepertinya tenggelam dan stagnan tanpa ruang yang memadai untuk menunjukan keberadaan mereka, dan dengan sendirinya apresiasi masyarakat terhadap sini pun menjadi sangat rendah karena kurangnya sosialisasi hasil karya-karya seni melalui event pameran seni ataupun pagelaran pentas kebudayaan.

eandainya saja Dewan kesenian Brebes mau lebih proaktif mengakomodasi potensi seni yang dimiliki Bumiayu, setidaknya hal ini akan dapat memperkaya khasanah seni dan budaya Bumiayu.
Dan tidak menutup kemungkinan Bumiayu akan lebih dikenal di kancah nasional sebagai kota budaya, sebagaimana kota Sokaraja yang identik dengan galerry-gallery lukisan beraliran Indie Mooi, selain juga Sokaraja dikenal sebagao kota getuk dan soto.

Bumiayu mungkin dapat merintis ke arah sana dengan langkah awal mewadahi para seniman yang ada terlebih dahulu, kemudian meningkatkan intensitas event pameran seni dan juga pagelaran pentas kebudayaan, kemudian memiliki gallery sebagai sarana menampung hasil karya untuk diperkenalkan kepada masyarakat, sehingga kreatifitas dan produktifitas para palaku seni pun menjadi lebih bergairah.

Adalah impian para pelaku seni asal Pakujati yang di prakarsai oleh Tono, Dede dan Agus, mereka begitu mengimpikan memiliki gallery yang dapat menampung karya-karya lukisan mereka.
Meskipun barangkali tidak harus terlalu banyak berharap campur tangan Dewan kesenian Brebes, dan faktor finansial merupakan kendala utama, namun berbekal panggilan jiwa terhadap dunia seni lukis dan semangan pengabdian yang tulus terhadap seni, nampaknya impian memiliki gallery telah menjadi obses yang harus terwujud.

Mudah-mudahan dengan berdirinya gallery seni akan semakin meningkatkan kreatifitas mereka dalam berkesenian.
Dan besar harapan akan meningkatkan minat generasi pakujati terhadap dunia seni lukis.
..dengan Ilmu hidup jadi mudah
dengan Seni hidup jadi indah
dengan Cinta hidup jadi gairah..

karangbawang  Marh' 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar